SHARE CUSTOM ROM AND MANY MORE

Tuesday 7 April 2015

balo balo budaya tegal mantu poci miftah zy tegal tommy oce MANTU POCI

MANTU POCI



MANTU POCI
( Asal Daerah Kota Tegal, Jawa Tengah )

MOCI atau minum dengan poci tanah merupakan ritme dari kehidupan masyarakat tegal dan sekitarnya. Bahkan dari kebiasaan itu muncul kebudayaan unik, yaitu Mantu Poci Kata mantu sendiri merupakan bahasa jawa yang berarti menantu. Sedangkan poci adalah maskot kota Tegal. Sejarahnya Mantu Poci itu karna dulu ada orang tua yang ingin menggelar hajatan perkawinan. Tetapi mereka tidak punya anak. Berhubung tidak adanya anak, maka poci lah yang menjadi korbannya.

 Mantu Poci adalah sebuah gelar adat di daerah pesisir Kota Tegal. Acara intinya melangsungkan “pesta perkawinan” antara sepasang poci tanah. Tradisi Mantu Poci dilaksanakan apabila ada pasangan suami istri yang sudah lama menikah dan belum dikaruniai keturunan, namun berniat menggelar pesta hajatan layaknya keluarga-keluarga lainya. Maka sebagai pengganti mempelainya adalah sepasang poci raksasa yg dihiasi dan didandani layaknya sepasang pengantin.

Seperti layaknya pesta perkawinan, mantu poci juga dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan undangan. Lengkap dengan dekorasi, sajian makanan, dan beraneka pementasan hiburan  berupa tari, sulap  dan lagu-lagu Tegalan untuk menghibur para undangan yang hadir. Di pintu masuk ruang resepsi disediakan kotak sumbangan berbentuk rumah. Selain sebagai harapan agar pasangan suami istri segera mendapatkan keturunan, mantu poci juga bertujuan agar penyelenggara merasa seperti menjadi layaknya orang tua yang telah berhasil membesarkan putra putri mereka, kemudian dilepas dengan pesta besar dengan mengundang sanak saudara, dan relasi.

Mantu Poci dahulunya dilaksanakan dengan tujuan apabila suami istri yang tidak mempunyai keturunan, tetapi berniat untuk menggelar pesta hajatan, dan untuk ritual sebagai jalan untuk agar dapat segera mendapatkan keturunan.

Mantu Poci biasanya diiringi dengan Balo-balo,yaitu Kesenian music tradisional khas Tegal. Balo-Balo berasal dari kata ’bolo-bolo’ yang berarti kawan-kawan. Balo-Balo mantu poci adalah sebuah pertunjukan seni rakyat Kota Tegal, yang memadukan antara unsur bunyi/musik seni rakyat balo-balo dan unsur cerita mantu poci. Kesenian yang pada awal kelahirannya sewaktu penjajahan Belanda sebagai sarana syiar atau dakwah menyebarkan agama Islam, namun kemudian pada perkembangnya menjadi berbeda tujuannya dan kesenian ini  dijadikan masyarakat, khususnya Tegal, untuk mengelabuhi para penjajah.Saat para pejuang tengah berkumpul untuk menyusun strategi melawan penjajah, warga lainnya sibuk berkerumun sambil menabuh rebana dan asyik berdendang, sehingga para penjajah tidak curiga dan menganggap warga sedang bersenang-senang menggelar hiburan.

Balo-Balo bertujuan menjalin komunikasi antarwarga yang lebih baik. Dari syair dan lakon yang dipentaskan, masyarakat dapat memperoleh pelajaran penting, baik tentang lingkungan sekitar, keamanan, maupun budi pekerti. Lantunan syair yang dituturkan para lakon menggunakan dialek Tegal ’deles’ (asli/murni), tanpa ada unsur bahasa Indonesia atau bahasa daerah lainnya, sehingga kerap membuat para penonton terkesima.

Awalnya tradisi tersebut digelar untuk mempererat tali silaturahmi antar tetangga,khususnya bagi mereka yang tidak memiliki keturunanan dan berkeinginan untuk mengadakan syukuran seperti nikahan. Biasanya mantu ini dilaksanakan setelah lebaran atau di bulan syawal.

Untuk mantu poci yang punya hajat menyediakan dua poci dan dihias seperti wanita dan pria. Poci pria diberi topi, dan poci wanita diberi hiasan melati dan janur sebagai lambang wanita. Kedua poci tersebut diarak keliling dan di tempatkan di kursi yang telah dihias.

Tradisi mantu poci termasuk budaya yang mendukung dalam mencapai tujuan hidup. Karena tujuan dari pernikahan selain untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi adalah untuk memperoleh keturunan bagi pasangan suami istri. Karena bagi pasangan suami istri, rasanya belum utuh suatu keluarga jika belum mempunyai keturunan.

No comments: